Berdamai dengan Luka, Membangun Keluarga yang Saling Menguatkan

Dalam perjalanan hidup, setiap manusia pasti pernah mengalami luka batin—entah itu karena pengkhianatan, penolakan, kekerasan, atau kehilangan. Luka-luka ini sering kali tersembunyi di balik senyum, namun dampaknya nyata: membuat seseorang tertutup, mudah marah, posesif, bahkan trauma terhadap figur tertentu. Luka batin bukan hanya urusan pribadi, tetapi juga berdampak besar pada dinamika keluarga dan kehidupan rohani.

Menyadari pentingnya penyembuhan batin demi membangun keluarga yang sehat secara mental dan spiritual, GKSBS Metro mengadakan seminar bertajuk “Maaf Lukamu Bukan Untukku” dengan tema “Berdamai dengan luka agar keluarga dapat saling hadir dan menguatkan”. Seminar ini diselenggarakan pada Minggu, 26 Oktober 2025, bertepatan dengan penutupan Masa Perayaan Hidup Berkeluarga Sinode GKSBS.

Seminar ini menghadirkan dua pembicara inspiratif:
Reny Novita, S.Psi., MM, yang membahas sisi psikologis luka batin dan bagaimana proses penyembuhan dapat mengubah luka menjadi kekuatan.
Pdt. Yohanes Fajar Handoyo, S.Th., yang mengajak peserta melihat luka batin dari perspektif iman dan kasih Kristus, serta pentingnya pengampunan dalam keluarga.

Setiap sesi dilengkapi dengan waktu tanya jawab, di mana peserta dapat berbagi pengalaman dan mendapatkan pandangan yang membangun.
Sekitar 80 peserta hadir dalam seminar ini, menunjukkan tingginya kesadaran jemaat akan pentingnya kesehatan mental dan spiritual dalam kehidupan keluarga. Suasana seminar penuh kehangatan, refleksi, dan harapan baru.

Melalui seminar ini, GKSBS Metro berharap setiap keluarga Kristen dapat:

– Menyadari dan menerima luka batin yang pernah dialami
– Belajar memaafkan diri sendiri dan orang lain
– Saling hadir dan menguatkan dalam kasih

– Menjadi keluarga yang sehat secara emosional dan rohani
– Menjadi pilar kokoh bagi pertumbuhan gereja dan masyarakat

Karena ketika luka batin disembuhkan, cinta dapat tumbuh. Dan cinta yang sehat dalam keluarga adalah fondasi utama bagi kehidupan yang penuh damai dan sukacita. (AW)

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *